Jumat, 17 Desember 2010

UI Masuk 15 Besar Kampus Terhijau Dunia

Liputan6.com, Depok: Kampus Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, menduduki peringkat ke-15 (skor 6,875) Kampus Hijau Terbaik di dunia. Prestasi ini jelas membanggakan civitas akademika UI. Sebab, UI menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang mampu menempati posisi 15 besar dari 95 perguruan tinggi di dunia yang masuk dalam pemeringkatan tersebut. Demikian rilis Kepala Kantor Komunikasi UI Vishnyu Juwono yang diterima Liputan6.com, Kamis (16/12).

Peringkat pertama diduduki Universitas California, Barkeley, Amerika Serikat (skor 8,213). Adapun posisi kedua diraih Universitas Nottingham, Inggris (skor 8,201) dan Universitas Northeastern, AS (skor 7,909) berada di urutan ketiga. Ini berdasarkan hasil riset dan survei yang dihimpun secara online oleh tim UI Green 
Metric kepada ribuan perguruan tinggi di dunia, pada Mei hingga November 2010.

Untuk diketahui, UI kembali melakukan inovasi di bidang lingkungan hidup dengan menyusun daftar pemeringkatan perguruan tinggi di dunia berdasarkan pengelolaan lingkungan hidup kampus, yaitu UI Green Metric Ranking of World Universities 2010. UI Green Metric adalah pemeringkatan perguruan tinggi yang pertama dan satu-satunya di dunia dengan menggunakan komitmen pengembangan infrastruktur kampus ramah lingkungan sebagai indikatornya.

UI Green Metric Ranking of World Universities 2010 secara resmi dikeluarkan pada 16 Desember 2010. Pemeringkatan ini menggunakan indikator pengembangan infrastruktur perguruan tinggi di dunia yang berorientasi pada kelestarian lingkungan hidup (kehijauan kampus), pemanfaatan ruang, efisiensi energi, penggunaan air, pengolahan limbah, dan sistem transportasi yang ramah lingkungan.

Rektor UI Prof. Dr. der Soz Gumilar R. Somantri mengatakan bahwa perguruan tinggi sebagai garda terdepan dalam menghasilkan generasi pemimpin masa depan memiliki tanggung jawab khusus untuk memimpin jalan dalam menangani masalah yang sangat nyata terkait krisis energi dan pemanasan global. Misalnya, perubahan iklim dan cuaca ekstrem, peningkatan permukaan air laut, kekurangan air, tekanan pada produksi pertanian dan perpindahan penduduk.

Melalui hasil pemeringkatan ini (UI Green Metric), menurut sang rektor, UI berharap dapat membantu masyarakat dunia dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan membantu untuk membawa perubahan pola hidup masyarakat dunia dalam menggunakan energi dan sumber daya alam yang semakin terbatas.

Adapun metodologi yang digunakan dalam pemeringkatan UI Green Metric, yaitu berdasarkan definisi parameter pengukuran kampus hijau yang dilandasi oleh tiga filosofi dasar, yakni enviroment, economic, dan equity (3Es). Bobot masing-masing indikator penilaian terdiri dari Statistik Kehijauan Kampus (24 persen), Pengelolaan Sampah (15 persen), Energi dan Perubahan Iklim (28 persen), Penggunaan Air (15 persen), dan Transportasi (24 persen).

Penentuan kriteria pemeringkatan ini juga didasari pada komitmen perguruan tinggi dalam mengembangkan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Baik dari segi kebijakan dan pengembangan infrastruktur kampus, profil perguruan tinggi dan profil zonasi lokasi perguruan tinggi tersebut (apakah berada di wilayah perkotaan, pinggiran kota, dan pedesaan), serta dipengaruhi oleh bagaimana perguruan tinggi tersebut memberdayakan energi, sumber daya alam, pengelolaan limbah secara tepat guna. Setelah memperoleh kriteria mendasar, penilaian dari tiap kampus kemudian dikonversikan dalam bentuk angka yang kemudian akan dijadikan skor final bagi tiap kampus.

Setelah sukses mencanangkan program Bike to Campus dan pembangunan perpustakaan dengan konsep Green Sustainable Development di lingkungan Kampus UI, dan relokasi pohon raksasa african baobab sebagai objek kegiatan riset, maka UI Green Metric merupakan bentuk kontribusi UI dalam memberikan referensi yang berkualitas dan komprehensif terkait pengembangan sistem infrastruktur kampus di dunia yang ramah lingkungan. Adapun Beberapa pemeringkatan yang sudah dipublikasikan, seperti THES, QS, Webometrics, Shanghai Jiao Tong dan HEEACT telah menjadi sumber referensi pengembangan kualitas perguruan tinggi kelas dunia.(ANS)

Kamis, 09 Desember 2010

Asap Rokok Jadikan Anak-Anak Hiperaktif

TEMPO Interaktif, New York - Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine menunjukkan anak-anak yang menghirup asap rokok memiliki kecendrungan hiperaktif dan bersikap 'buruk.' Penemuan ini mendorong para orang tua perokok untuk berhenti atau setidaknya merokok di luar rumah.

Meski demikian, penelitian ini belum mengetahui bagaimana kandungan tembakau dalam rokok bisa mempengaruhi kinerja otak anak-anak. “Kami mengetahui bahwa terpapar asap rokok dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik bagi anak-anak, kemungkinan adanya masalah kesehatan jiwa belum pernah benar-benar dieksplorasi," kata Mark Hamer Kepala Peneliti dari University College London.

Menurut Departemen Kesehatan Amerika Serikat, dua dari tiga anak usia 3-11 tahun terekspos asap rokok. Sementara satu dari lima anak usia 9-17 tahun terdiagnosa sakit mental atau kelainan adiktif di Amerika Serikat.

Hamer dan koleganya mengambil sampel air liur 901 anak-anak Inggris usia 4-8 tahun untuk mengukur tingkat paparan asap rokok dan meminta para orang tua menjawab pertanyaan seputar masalah sosial, emosi dan sikap anak-anak mereka. Hasilnya, semakin sering anak-anak terpapar asap rokok, rata-rata semakin buruk tingkat kesehatan mental mereka –terutama hiperaktifitas dan ketidakmampuan mengikuti perintah. Secara keseluruhan, sebanyak tiga persen dari keseluruhan anak mendapat skor 'abnormal' yaitu 20 keatas. Skor 40 menunjukkan tingkat kesehatan jiwa terburuk.

Anak yang sering terpapar asap rokok mendapat skor 44 persen lebih tinggi (lebih buruk) ketimbang anak yang jarang terpapar asap rokok. Anak-anak ini lebih sering terpapar asap rokok di rumah mereka.

Belum begitu jelas bagaimana asap rokok bisa menyebabkan masalah mental. Para peneliti sendiri menduga ini berkaitan dengan genetik atau pengaruh asap rokok si otak seperti dopamin. “Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menjelaskan keterkaitan ini,” kata Hamer.

Michael Weitzman dari New York University Medical Center yang tak terlibat dalam penelitian itu mengatakan hasil penelitian itu menunjukkan bukti bahwa anak-anak yang terpapar asap rokok dapat mengalami masalah kesehatan jiwa “Banyak orang mengetahui bagaimana asap rokok dapat meningkatkan resiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), infeksi telinga dan asma,” kata Weitzman.

“Namun asap rokok ternyata juga memberikan beban besar terhadap kualitas hidup anak-anak, keluarga mereka, dan masyarakat karena meningkatnya masalah kesehatan jiwa anak-anak,” katanya.

Keutamaan Bulan Muharram

Hari-hari ini kita telah memasuki bulan Muharram tahun 1432 Hijriah. Seakan tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat, hari berganti hari, pekan, bulan, dan tahun berlalu silih berganti seiring dengan bergantinya siang dan malam. Bagi kita, barangkali tahun baru ini tidak seberapa berkesan karena negara kita tidak menggunakan kalender Hijriah, tetapi Masehi. Dan yang akrab dalam keseharian kita adalah hitungan kalender Masehi. Tanggal lahir, pernikahan, masuk dan libur kantor dan sebagainya. Akan tetapi sebagai seorang muslim kita perlu untuk sejenak menghayati beberapa hal yang terkait dengan penanggalan Islam ini. Beberapa hal yang seyogyanya kita jadikan renungan itu adalah :
1. Syukur atas Usia yang diberikan Allah
Umur adalah nikmat yang diberikan Allah pada kita, dan jarang kita syukuri. Betapa banyak orang yang kita kenal, baik teman, sahabat , keluarga, guru, atau siapa pun yang kita kenal, tahun lalu masih hidup bersama kita. Bergurau, berkomunikasi, mengajar, menasehati atau melakukan aktifitas hidup sehari-hari, namun tahun ini dia telah tiada. Dia telah wafat, menghadap Allah Suhanahu wa ta’ala dengan membawa amal shalehnya dan mempertanggungjawabkan kesalahannya. Sementara kita saat ini masih diberi Allah kesempatan untuk bertaubat, memperbaiki kesalahan yang kita perbuat, menambah amal shaleh sebagai bekal menghadap Allah.
Umur yang kita hitung pada diri kita seringkali kita tetapkan berdasarkan hitungan kalender Masehi. Dan hitungan atau jumlah usia kita tentu akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan hitungan yang mengacu pada kalender hijriyah. Sementara, lepas dari masalah ajal yang akan datang menjemput sewakatu-waktu, terkadang kita menganggap usia kita yang dibanding Rasulullah saw. yang wafat pada usia 63 tahun, kita merasa masih jauh dari angka itu. Padahal bisa jadi hitungan umur kita telah lebih banyak dari yang kita tetapkan. Karena itu sangat tidak layak apabila seseorang yang masih diberi kesehatan, kelapangan rizki dan kesempatan untuk beramal lalai bersyukur pada Allah dengan mengabaikan perintah-perintahNya serta sering melanggar larangan-laranganNya.
2. Muhasabah (introspeksi diri) dan istighfar.
Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Apa yang sudah dilakukan sebagai bentuk amal shaleh? Sudahkah tilawah al-Qur’an, sedekah dan dzikir kita menghapuskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan? Malam-malam yang kita lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata keinsyafan ataukah lebih banyak untuk begadang menikmati tayangan-tayangan sinetron, film dan sebagainya dari televisi? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran seorang muslim yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, lebih-lebih dalam suasana pergantian tahun seperti sekarang ini. Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, dan apa yang akan kita perbuat esok.
Allah berfirman :
(( يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوا الله إن الله خبير بما تعملون ))
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18).
Ayat ini memperingatkan kita untuk mengevaluasi perbuatan yang telah kita lakukan pada masa lalu agar meningkat di masa datang yang pada akhirnya menjadi bekal kita pada hari kiamat kelak.
Rasulullah saw bersabda : "Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung amal baik (dan selalu merasa kurang) dan beramal shaleh sebagai persiapan menghadapi kematian".
Dalam sebuah atsar yang cukup mashur dari Umar bin Khaththab ra beliau berkata :
"Hitunglah amal kalian, sebelum dihitung oleh Allah"

3. Mengenang Hijrah Rasulullah saw
Sebenarnya dalam kitab Tarikh Ibnu Hisyam dinyatakan bahwa keberangkatan hijrah Rasulullah dari Mekah ke Madinah adalah pada akhir bulan Shafar, dan tiba di Madinah pada awal bulan Rabiul Awal. Jadi bukan pada tanggal 1 Muharram sebagaimana anggapan sebagian orang. Sedangkan penetapan Bulan Muharram sebagai awal bulan dalam kalender Hijriyah adalah hasil musyawarah pada zaman Khalifah Umar bin Khatthab ra tatkala mencanangkan penanggalan Islam. Pada saat itu ada yang mengusulkan Rabiul Awal sebagai l bulan ada pula yang mengusulkan bulan Ramadhan. Namun kesepakatan yang muncul saat itu adalah bulan Muharram, dengan pertimbangan pada bulan ini telah bulat keputusan Rasulullah saw untuk hijrah pasca peristiwa Bai’atul Aqabah, dimana terjadi bai’at 75 orang Madinah yang siap membela dan melindungi Rasulullah SAW, apabila beliau datang ke Madinah. Dengan adanya bai'at ini Rasulullah pun melakukan persiapan untuk hijrah, dan baru dapat terealisasi pada bulan Shafar, meski ancaman maut dari orang-orang Qurais senantiasa mengintai beliau.
Peristiwa hijrah ini seyogyanya kita ambil sebagai sebuah pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Betapapun berat menegakkan agama Allah, tetapi seorang muslim tidak layak untuk mengundurkan diri untuk berperan didalamnya. Rasulullah SAW, akan keluar dari rumah sudah ditunggu orang-orang yang ingin membunuhnya. Begitu selesai melewati mereka, dan harus bersembunyi dahulu di sebuah goa,masih juga dikejar, namun mereka tidak berhasil dan beliau dapat meneruskan perjalanan. Namun pengejaran tetap dilakukan, tetapi Allah menyelamatkan beliau yang ditemani Abu Bakar hingga sampai di Madinah dengan selamat. Allah menolong hamba yang menolong agamaNya. Perjalanan dari Mekah ke Madinah yang melewati padang pasir nan tandus dan gersang beliau lakukan demi sebuah perjuangan yang menuntut sebuah pengorbanan. Namun dibalik kesulitan ada kemudahan. Begitu tiba di Madianah, dimulailah babak baru perjuangan Islam. Perjuangan demi perjuangan beliau lakukan. Menyampaikan wahyu Allah, mendidik manusia agar menjadi masyarakat yang beradab dan terkadang harus menghadapi musuh yang tidak ingin hadirnya agama baru. Tak jarang beliau turut serta ke medan perang untuk menyabung nyawa demi tegaknya agama Allah, hingga Islam tegak sebagai agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk dunia saat itu. Lalu sudahkah kita berbuat untuk agama kita?
4. Kalender Hijriyah adalah Kalender Ibadah kita
Barangkali kita tidak memperhatikan bahwa ibadah yang kita lakukan seringkali berkait erat dengan penanggalan Hijriyah. Akan tetapi hari yang istimewa bagi kebanyakan dari kita bukan hari Jum’at, melainkan hari Minggu. Karena kalender yang kita pakai adalah Kalender Masehi. Dan sekedar mengingatkan, hari Minggu adalah hari ibadah orang-orang Nasrani. Sementara Rasulullah saw menyatakan bahwa hari jum’at adalah sayyidul ayyam (hari yang utama diantara hari yang lain). Demikian pula penetapan hari raya kita, baik Idul Adha maupun Idul Fitri pun mengacu pada hitungan kalender Hijriyah. Wukuf di Arafah yang merupakan satu rukun dalam ibadah haji, waktunya pun berpijak pada kalender hijriah. Begitu pula awal Puasa Ramadhan, puasa ayyamul Bidh ( tanggal 13,14,15 tiap bulan) dan sebagainya mengacu pada Penanggalan Hijriah. Untuk itu seyogyanya bagi setiap muslim untuk menambah perhatiannya pada Kalender Islam ini.
5. Beberapa Keutamaan dan Peristiwa di Bulan Muharram

a. Bulan Haram
Muharram, yang merupakan bulan pertama dalam Kalender Hijriyah, termasuk diantara bulan-bulan yang dimuliakan (al Asy- hurul Hurum). Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan lanit dan bumi, diantaranya terdapat empat bulan haram." (Q.S. at Taubah :36).

Dalam hadis yang dari shahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaiman bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada tsaniah dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pada keempat bulan ini Allah melarang kaum muslimin untuk berperang. Dalam penafsiran lain adalah larangan untuk berbuat maksiat dan dosa. Namun bukan berarti berbuat maksiat dan dosa boleh dilakukan pada bulan-bulan yang lain.
Sebagaimana ayat Al Qur’an yang memerintahkan kita menjaga Shalat Wustha, yang banyak ahli Tafsir memahami shalat wustha adalah Shalat Ashar. Dalam hal ini, shalat Ashar mendapat perhatian khusus untuk kita jaga.
Firman Allah : "Peliharalah segala shalat mu, dan peliharalah shalat wustha" (Q.S. al Baqarah :238) Nama Muharram secara bahasa, berarti diharamkan. Maka kembali pada permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, hal tersebut bermakna pengharaman perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah memiliki tekanan khusus untuk dihindari pada bulan ini.
b. Bulan Allah
Bulan Muharram merupakan suatu bulan yang disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah) sebagaimana yang disampaikan Rasulullah SAW, dalam sebuah hadis. Hal ini bermakna bulan ini memiliki keutamaan khusus karena disandingkan dengan lafdzul Jalalah (lafadz Allah). Para Ulama menyatakan bahwa penyandingan sesuatu pada yang lafdzul Jalalah memiliki makna tasyrif (pemuliaan), sebagaimana istilah baitullah, Rasulullah, Syaifullah dan sebagainya.
Rasulullah bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bula Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (H.R. Muslim)

c. Sunnah Berpuasa
Di bulan Muharram ini terdapat sebuah hari yang dikenal dengan istilah Yaumul 'Asyuro, yaitu pada tanggal sepuluh bulan ini. Asyuro berasal dari kata Asyarah yang berarti sepuluh.
Pada hari Asyuro ini, terdapat sebuah sunah yang diajarkan Rasulullah saw. kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Yaitu ibadah puasa, yang kita kenal dengan puasa Asyuro. Adapun hadis-hadis yang menjadi dasar ibadah puasa tersebut, diantaranya :
1.Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra, Rasulullah saw, bersabda :
“ Aku berharap pada Allah dengan puasa Asyura ini dapat menghapus dosa selama setahun sebelumnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Ibnu Abbas ra berkata :
"Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw, berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari as Syura dan bulan Ramadhan.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
3. Ibnu Abbas ra berkata :
Ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari‚ Asyura, maka Beliau bertanya : "Hari apa ini?. Mereka menjawab :“ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah pun bersabda :
"Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian

Maka beliau nerpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa. (H.R. Bukhari dan Muslim)
4.Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas ra berkata :
Ketika Rasulullah saw. berpuasa pada hari asyura dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) berkata : "Ya Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani". Maka Rasulullah pun bersabda :"Jika tahun depan kita bertemu dengan bulan Muharram, kita akan berpuasa pada hari kesembilan (tanggal sembilan).“ (H.R. Bukhari dan Muslim)
Imam Ahmad dalam musnadnya dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw. bersabda : "Puasalah pada hari Asyuro, dan berbedalah dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“
Selain hadis-hadis yang menyebutkan tentang puasa di bulan ini, tidak ada ibadah khusus yang dianjurkan Rasulullah   untuk dikerjakan di bulan Muharram ini.
Bagaimana Berpuasa di bulan Asyura ? Ibnu Qoyyim dalam kitab Zaadul Ma’aad –berdasarkan riwayat-riwayat yang ada- menjelaskan :
- Urutan pertama, dan ini yang paling sempurna adalah puasa tiga hari, yaitu puasa tanggal sepuluh ditambah sehari sebelum dan sesudahnya (9,10,11)
- Urutan kedua, puasa tanggal 9 dan 10. Inilah yang disebutkan dalam banyak hadits
- Urutan ketiga, puasa tanggal 10 saja.
Puasa sebanyak tiga hari (9,10,dan 11) dikuatkan para para ulama dengan dua alasan sebagai berikut :
1. Sebagai kehati-hatian, yaitu kemungkinan penetapan awal bulannya tidak tepat,maka puasa tanggal sebelasnya akan dapat memastikan bahwa seseorang mendapatkan puasa Tasu’a (tanggal 9) dan Asyuro (tanggal 10)
2. Dimasukkan dalam puasa tiga hari pertengahan bulan (Ayyamul bidh).
Adapun puasa tanggal 9 dan 10, dinyatakan jelas dalam hadis  pada akhir hidup beliau sudah merencanakanryang shahih, dimana Rasulullah  untuk puasa pada tanggal 9. hanya saja beliau meninggal sebelum melaksanakannya. Beliau juga memerintahkan para shahabat untuk berpuasa pada tanggal 9 dan tanggal 10 agar berbeda dengan ibadah orang-orang Yahudi.
Sedangkan puasa pada tanggal sepuluh saja, sebagian ulama memakruhkannya, meskipun pendapat ini tidak dikuatkan sebagian ulama yang lain.
Secara umum, hadits-hadis yang terkait dengan puasa Muharram menunjukkan anjuran Rasulullah saw untuk melakukan puasa,sekalipun itu hukumnya tidak wajib tetapi sunnah muakkadah, dan tetunya kita berusaha untuk menghidupkan sunnah yang telah banyak dilalaikan oleh kaum muslimin.
d. Diantara Peristiwa di Bulan Muharram
Pada tanggal 10 Muharram 61H, terjadilah peristiwa yang memilukan dalam  di sebuah tempatr cucu Rasulullah tsejarah Islam, yaitu terbunuhnya Husein  yang bernama Karbala. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan “Peristiwa Karbala”. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pendukung Khalifah yang sedang berkuasa pada saat itu yaitu Yazid bin Mu’awiyah, meskipun sebenarnya Khalifah sendiri saat itu tidak menghendaki pembunuhan tersebut.
Peristiwa tersebut memang sangat tragis dan memilukan bagi siapa saja yang mengenang atau membaca kisahnya, , dan kita tentu mencintai danrapalagi terhadap orang yang dicintai Rasulullah  memuliakannya. Namun musibah apapun yang terjadi dan betapapun kita sangat , hal itu jangan sampai membawa kita larut dalamrmencintai keluarga Rasulullah  kesedihan dan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai bentuk duka dengan  yangrmemukul-mukul diri, menangis apalagi sampai mencela shahabat Rasulullah  tidak termasuk Ahli Bait (keluarga dan keturunan beliau). Yang mana hal ini biasa dilakukan suatu kelompok syi'ah yang mengaku memiliki kecintaan yang sangat tinggi terhadap Ahli Bait (Keluarga Rasulullah), pdahal kenyataanya tidak demikian.
e. Adat Istiadat di Tanah Air
Pada awal Muharram, yang sering dikenal dengan istilah 1 Suro, di tanah air sering diadakan acara ritual dan adat yang beraneka macam bahkan tidak jarang mengarah pada kesyirikan, seperti meminta berkah pada benda-benda yang dianggap keramat dan sakti, membuang sesajian ke laut agar Sang Dewi penjaga laut tidak marah dan lain sebagainya. Hal-hal semacam ini harus dihindari oleh setiap muslim dimanapun mereka berada.
telah mengajarkan pada kita agarrRasulullah  memiliki jati diri sebagai seorang Muslim dalam kehidupan. Jangan sampai seorang muslim mudah terbawa oleh budaya atau ritual agama lain dalam menjalankan ibadah pada Allah. Ajaran yang dibawa Rasulullah telah jelas dan sempurna tidak layak bagi kita untuk menambah atau menguranginya.
Karena sebaik-baik pedoman adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk beliau, yang tidak ada keselamatan kecuali dengan berpegang kepada keduanya dengan mengikuti pemahaman para sahabat, tabi'in dan penerus mereka yang setia berpegang kepada sunnahnya dan meniti jalannya, adapun hal-hal baru dalam masalah agama adalah sesat sedangkan kesesatan itu akan menghantarkan ke neraka, wal'iyadzubillah.
Semoga kita selalu diberi taufiq dan dibimbing oleh Allah swt. Kejalan-Nya yang lurus serta mendapatkan keridhaan dan ampunany-Nya, amin ya rabbal 'alamin.

Oleh: Islamhouse team Indonesia

Minggu, 05 Desember 2010

Jika Aku Jatuh Cinta

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
 

Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
Ya Allah, 

jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana, 

jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
 

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.

Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.

Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.

Ya Allah Engaku mengetahui bahawa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-MU,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya.
Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.


(As-Syahid Syed Qutb)

Senin, 29 November 2010

Keutamaan Sholat Dhuha

          Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam segala hal. Beliau tidak akan mewasiatkan atau memerintahkan sesuatu sebelum mengerjakannya. Demikian halnya dengan Shalat Dhuha, pastinya beliau telah mengerjakan terlebih dahuu dan mengintensifkannya, agar dapat melakukan amalan yang baik dan sesuai tuntunan Islam, diperlukan pengetahuan yang baik berkaitan dengan ilmu dan tata caranya, seta pemahaman hikmah amalan tersebut sebagai motivasi ( targhib ) diri. Demikian halnya dengan Shalat Dhuha. Untuk itu memahami Shalat Dhuha adalah suatu keharusan.
           Shalat Dhuha hukumnya Sunnah Muakkad ( sangat dianjurkan ), sebab Rasulullah senantiasa mengerjakannya dan berpesan kepada para sahabatnya untuk mengerjakan Shalat Dhuha sekaligus menjadikannya sebagai wasiat. Kesunahan Shalat Dhuha berdasarkan hadist berikut ini :
“ Kekasihku SAW mewasiatkan kepadaku tiga hal, yaitu puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat Shalat Dhuha, dan shalat witir sebelum tidur “ ( H.R Bukhari Muslim )
Demikian juga hadist ini :
“ dari Aisyiah ia berkata : Rasulullah Shalat Dhuha empat rakaat dan menambahnya menurut kehendak Allah “. ( H.R Muslim )

          Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada pagi hari. Dimulai ketika matahari naik mulai sepenggalan atau setelah terbit matahari ( sekitar jam 07.00 ) sampai sebelum masuk zuhur ketika matahari belum naik pada posisi tengah-tengah.
          Shalat Dhuha sekurang-kurangnya terdiri dari dua rakaat dan tidak ada batasan yang pasti mengenai jumlahnya, namun beberapa hadist shahih menerangkan bahwa terkadang Rasulullah SAW mengerjakan dua rakaat, empat rakaat, delapan rakaat bahkan lebih.


KEUTAMAAN SHALAT DHUHA

1. Shalat Dhuha adalah sedekah untuk 360 ruas tulang yang harus dibayarkan pada setiap paginya.
          Shalat Dhuha juga adalah sedekah sesuai dengan hadist riwayat Muslim dari Abu Dzar yang berbunyi : “ setiap ruas dari anggota tubuh kalian pada pagi hari, harus dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah kemunkaran adalah sedekah dan semua dapat disepadankan dengan mengerjakan sholah Dhuha 2 rakaat.” ( H.R Abu Daud dan Ahmad dari Abu Buraidah )

2. Shalat Dhuha juga shalat sunnah yang lain merupakan investasi amal cadangan yang berfungsi untuk menyempurnakan kekurangan pada shalat wajib.
          Begitupun Shalat Dhuha juga berfungsi sebagai investasi amal cadangan karena salah satu fungsi dari ibadah sholat sunnah adalah untuk menyempurnakan kekurangan sholat wajib.

3. Shalat Dhuha adalah ghanimah atau keuntungan yang besar, lebih baik daripada ghanimah (harta rampasan) yang didapat dari medan peperangan.
          Suatu hari Rasulullah SAW mengutus pasukan muslim berperang melawan musuh Allah. Akhirnya mereka memperoleh kemenangan yang gemilang dan mendapatkan harta rampasan yang melimpah. Orang orang pun ramai membicarakan singkatnya peperangan dan banyaknya harta rampasan perang yang mereka peroleh. Kisah diceritakan lebih lengkap dalam hadist berikut ini :
“ dari Abdullah bin amr bin ash, ia berkata, “ Rasulullah SAW mengirim pasukan perang, lalu pasukan itu mendapatkan harta rampasan perang yang banyak dan cepat kembali dari medan perang. Orang orang pun memperbincangkan cepat selesainya perang itu, banyaknya harta rampasan dan cepat kembalinya mereka. Maka Rasulullah SAW bersabda,” maukan aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang lebih cepat selesainya perangnya, lebih banyak memperoleh harta rampasannya dan cepatnya kembali dari medan perang, yaitu orang yang berwudhu kemudian menuju mesjid untuk mengerjakan sholat sunnah Dhuha, dialah yang lebih cepat selesai perangnya, lebih banyak memperoleh harta rampasan, dan lebih cepat kembalinya. ( H.R Ahmad )

4. Orang yang selalu menjaga Shalat Dhuha akan dicukupi kebutuhan hidupnya, yakni kebutuhan psikis dan jiwa berupa kepuasan, qanaah ( merasa cukup dengan apa yang dikaruniakan Allah ), serta ridha terhadap karunia Allah.
          Orang yang gemar melaksanakan Shalat Dhuha karena Allah, akan diberikan kelapangan rezeki oleh Allah, Rasulullah SAW menjelaskan dalam hadist Qudsi dari Abu Darda bahwa Allah SWT berfirman :
“ Wahai anak adam rukuklah ( shalatlah ) karena Allah pada awal siang ( Shalat Dhuha ) empat rakaat, maka aku akan mencukupi kebutuhanmu sampai sore hari.” (H.R Tarmidzi)

5. Allah akan mengampuni dosa orang yang melaksanakan Shalat Dhuha walau dosanya sebanyak buih dilautan. Artinya, jika kita mengerjakan Shalat Dhuha pada pagi hari, kita akan mengawali aktivitas seharian dengan ketenangan batin dan jiwa yang bersih dari dosa.
          Bahkan orang yang menjaga Shalat Dhuha akan diberikan ampunan Allah SWT sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :
“ Barangsiapa menjaga Shalat Dhuha, maka dosa dosanya akan diampuni walau sebanyak buih dilautan “ ( H.R Tarmizi, Ibnu Mazah dan Ahmad )

6. Dijanjikan pahala haji dan umrah bagi siapa saja yang melakukan shalat shubuh berjama’ah, kemudian duduk berzikir sampai matahari terbit, setelah itu melaksanakan Shalat Dhuha.
          Disebutkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“ Barangsiapa yang melaksanakan shalat subuh berjamaah kemudian duduk berzikir untuk Allah sampai matahari terbit kemudian dilanjutkan dengan Shalat Dhuha dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya” ( H.R. Tarmizi)
Ada 3 makna filosofis yang terkandung didalam Shalat Dhuha :
  1. Ingat kepada Allah ketika senang. Biasanya, kita memulai hari dengan optimisme, semangat membaja, dan konsentrasi tinggi untuk menggapai harapan dengan bekerja atau belajar. Badan masih segar dan tenaga masih kuat ditemani dengan hangatnya sinar matahari danudara pagi yang sejuk. Jika saat saat seperti ini kita mengingat Allah, kemudian Shalat Dhuha dengan hati tunduk dan khusyuk menghadap kepada Nya, diiringi kesadaran yang tinggi atas kekuasaan dan keagungan Nya, Allah pasti akan melimpahkan karunia dan kasih Nya kepada kita. Rasulullah menjelaskan dalam hadistnya bahwa siapa yang ingat Allah ketika senang dan lapang maka Allah SWT akan mengingatnya ketika sedih dan sempit.
  2. Shalat Dhuha merupakan perwujudan syukur kepada Allah SWT. Syukur atas segala nikmat dan karunia yang tiada terkira. Hal ini mengingat waktu Shalat Dhuha bersamaan dengan dimulainya aktivitas sehari hari. Shalat Dhuha mampu menggugah kesadaran akan perlunya berkonsultasi kepada Allah SWT dan meminta petunjuknya sebagai bekal bekerja atau belajar agar tetap dijalan yang diridhai.
  3. Shalat Dhuha merupakan bentuk tawakkal kepada Allah. Sebelum memulai aktivitas sehari hari, kita serahkan urusan kepada Allah. Memohon yang terbaik untuk hari ini. Karena hanya Allah yang mengetahui apa yang akan terjadi dan apa yang akan kita raih. Bila ada rencana atau agenda seharian, kita serahkan segalanya kepada Allah. Kita hanya mampu berencana atau berusaha, namun Allah juga yang akan menentukan.
Demikian beberapa hadist-hadist shahih yang menjelaskan tentang keutamaan Shalat Dhuha.

Disampaikan pada acara Sosialisasi Agenda Kerja Tim Tombo Ati Surau Mujibul Amin I Samarinda, oleh Ab. Drs. Haidar, MM.
        

Doa yang Terbaik

'Sebaik-baik doa yang harus engkau panjatkan kepada Allah, adalah apa-apa yang Allah perintahkan kepadamu' (Ibnu Athaillah)

Nikmat yang Allah karuniakan kepada kita sebenarnya jauh lebih besar daripada nikmat yang kita minta. Saat kita meminta rezeki, pada saat bersamaan rezeki yang Allah curahkan kepada kita, jauh lebih melimpah. Saat kita meminta kebaikan, pada saat bersamaan kebaikan yang Allah berikan jauh lebih banyak dari yang kita duga. Hanya saja, keterbatasan ilmu dan ketertutupan mata hati, membuat kita jarang menyedari besarnya kurnia tersebut.

Doa yang kita mohonkan kepada Allah terbahagi kepada 3 tingkat:

1) Doa meminta dunia.

Inilah doa dengan tingkatan "terendah". Dalam doa ini, tidak ada yang kita minta selain dunia, termasuk minta harta berlimpah, minta kedudukan, minta berjaya dalam bisnes atau pekerjaan, minta jodoh, dsb. Tidak salah kita berdoa seperti ini, bahkan dianjurkan dan bernilai pahala.

2) Doa minta pahala.

Pada tingkatan kedua ini kita meminta agar Allah SWT membalas semua kebaikan kita dengan balasan berlipat ganda. Puncaknya, kita meminta dimasukkan ke dalam syurga dan dijauhkan dari neraka. Doa tingkatan kedua ini lebih bernuansa akhirat, dan nilainya lebih tinggi dari sekadar meminta dunia.

3) Doa meminta rahmat dan ridha Allah.

Inilah cita-cita tertinggi yang harus dimiliki seorang Muslim lagi Mukmin . Tentang hal ini, dalam kitab Hikam, Imam Ibnu Athaillah mengungkapkan bahwa:

"Sebaik-baik doa yang harus engkau panjatkan kepada Allah, adalah apa-apa yang Allah perintahkan kepadamu."

Jadi, doa terbaik yang harus kita panjatkan kepada Allah adalah doa minta dikuatkan iman, doa minta diberi ketaatan pada semua perintah dan diberi kekuatan menjauhi larangan, serta istiqamah dalam pengabdian. Rasulullah SAW mencontohkan sebaik-baik doa, yaitu:

Allahumma inni as'aluka ridhaakawal jannah, wa 'audzubika min sakhaathika wannaar.

Artinya, "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, ridha-Mu dan syurga; dan aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan api neraka".

Saat kita meminta ridha Allah, maka saat itu kita telah meminta hal paling berharga dalam hidup. Sebab, tidak ada gunanya harta, pangkat, jabatan, rupa, atau apa pun, bila Allah tidak ridha kepada kita. Bila Allah sudah ridha, maka semuanya akan jadi mudah. Dunia, insyaAllah akan kita dapatkan, dan akhirat pun akan kita peroleh.

Kerana itu,
- daripada minta kecukupan, lebih baik kita minta tawakal;
- daripada minta nikmat, lebih baik kita minta syukur;
- daripada minta terlepas dari musibah, lebih baik minta sabar, dsb.

Hal ini bukan bererti kita tidak boleh berdoa. Berdoalah apa pun, selama tidak memohon kemaksiatan.

Sumber: (http://nur-reiki.blogspot.com)

Wallau'alam.

Benarkah Diet Vegetarian Picu Pikun

          Banyak orang mengurangi asupan makanan berlemak, seperti daging, demi memiliki berat tubuh langsing ideal. Tak jarang mereka memaksakan diri menjadi seorang vegetarian. Sehatkah pola diet ini?
          Seperti dikutip dari laman Times of India, pola diet vegetarian meningkatkan risiko gangguan mental seperti penurunan daya ingat dini atau dementia, dan alzheimer.
          Peningkatan risiko itu seiring minimnya asupan vitamin B12 yang umumnya terdapat dalam ikan, daging, telur, susu, dan produk non-vegetarian lainnya. "Minimnya asupan vitamin B12 berpotensi mereduksi kemampuan kerja otak yang akhirnya memicu hilangnya memori," kata Praveen Gupta, dokter ahli saraf dari Artemis Health Institute, Gurgaon, India.
          Analisa itu mungkin menjawab tingginya angka penderita alzheimer dan dementia di India yang mencapai 3,5 juta pada 2000. Bukan demi tubuh langsing, mayoritas populasi di India menjadi vegetarian dan menghindari konsumsi susu atas kepercayaan tradisi dan agama.
"Setidaknya ada 30 pasien di bawah usia 40 setiap bulan yang menderita gejala kehilangan memori dan gangguan kesehatan lainnya akibat kekurangan vitamin B12," kata Gupta yang menganjurkan pelaku diet vegetarian untuk mengimbanginya dengan konsumsi suplemen vitamin B12.
          Selain anjuran konsumsi suplemen, Gupta juga mengingatkan mereka yang menjalani diet vegetarian untuk memeriksakan kondisi kesehatan melalui tes darah. Ini penting untuk langkah pencegahan dini. Gejala kurang vitamin B12 antara lain, pelupa, emosional, mudah panik, dan depresi.
          WHO memperkirakan, terdapat sekitar 18 juta orang di seluruh dunia menderita alzheimer saat ini. Angka ini diproyeksikan meningkat dua kali lipat pada 2025.
          Sementara Konsultan gizi, dr Luciana B. Sutanto, menambahkan, diet vegetarian kurang tepat jika dikaitkan dengan tujuan menurunkan berat badan. Sebab, penurunan berat badan lebih dipengaruhi asupan kalori dari makanan dan keluaran kalori dari aktivitas fisik.
            Orang yang mengurangi asupan protein hewani dan meningkatkan protein nabati memang cenderung memiliki kadar lemak dan kolesterol rendah dalam tubuh. Namun, agar diet vegetarian efektif bagi kesehatan tubuh, pilih sumber makanan secara selektif.

Tinjauan Psikologis Remaja

2.1. Landasan Perlunya Tinjauan Psikologis

Secara umum, untuk mendekati dan membina suatu obyek dakwah, seorang da’i perlu memahami karakter dan behaviour dari obyeknya. Untuk itulah tinjauan psikologis ini menjadi penting agar pembina dalam dakwah sekolah memahami binaannya sehingga mampu mensikapi binaannya dengan tepat.
A. Landasan Syar’i
Al Qur’an dan As Sunah memberikan banyak pelajaran kepada para da’i untuk melakukan dakwah dengan metode yang tepat. Beberapa ayat dan hadits itu antara lain :
! “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu,…” (Q.S. Ali Imran : 159)
! “Kami tidak mengutus seorang Rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka,…” (Q.S. Ibrahim : 4)
! Rasulullah SAW bersabda : “ Tempatkanlah (bersikaplah kepada) manusia sesuai dengan posisinya masing-masing.”

B. Landasan Pemikiran
Tak dapat dipungkiri, objek tarbiyah dakwah sekolah sangat khas dan unik. Mereka adalah remaja yang berusia belasan tahun, bersemangat tinggi, penuh gejolak, memendam segudang potensi yang menanti untuk dikembangkan, sekaligus menyimpan sekian problematika yang menuntut untuk diselesaikan dengan cara bijak.
Remaja, karena keterikatannya dengan kelompok teman sebaya sangat kuat, membuat mereka mengembangkan pola interaksi sosial dan komunikasi yang sangat khas. Dalam kelompoknya mereka seringkali menciptakan nilai dan norma yang ditaati bersama, bahasa “unik” yang dipakai bersama, bahkan cara berpakaian yang sama pula. Seringkali mereka melakukan hal tersebut hanya untuk menunjukkan bahwa mereka bukan lagi anak kecil yang menurut dengan aturan main yang dibuat orang dewasa, sekaligus menunjukkan bahwa mereka diterima oleh lingkungan teman sebaya - sederhana, tapi rumit. Karena itu, dibutuhkan pemahaman dan metode pendekatan yang tepat untuk berhadapan dengan Objek Tarbiyah Dakwah Sekolah ini.


2.2. Definisi Remaja
Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Mengenai umur masa remaja, para psikolog tidak bersepakat. Namun yang umum digunakan adalah pendapat Luella Cole, yaitu 13 – 15 th (masa remaja awal); 15 – 18 th (masa remaja pertengahan); 18 – 21 th (masa remaja akhir).


2.3. Ciri Masa Remaja
Ciri masa remaja menurut psikologi modern :
1. Masa remaja sebagai periode yang penting. Perkembangan fisik dan mental yang penting bagi perkembangan selanjutnya serta sangat cepat tentu memerlukan penyesuaian sehingga terbentuk sikap, nilai dan minat baru.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak tapi juga belum dewasa. Jika ia berperilaku seperti anak-anak ia akan ditegur dan diajari bertindak sesuai usianya, namun jika ia berperilaku seperti orang dewasa seringkali dimarahi pula.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan. Tingkat perubahan sikap dan perilaku selama masa remaja seiring dengan perubahan fisiknya. Perubahan yang terjadi antara lain :
a. Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
b. Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial padanya sehingga timbul masalah baru. Remaja akan tetap merasa bermasalah sampai ia sendiri menyelesaikannya menurut kepuasannya.
c. Perubahan nilai akibat perubahan minat dan perilaku
d. Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan kebebasan tapi takut bertanggungjawab.
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah. Masalah masa remaja sering jadi masalah yang sulit diatasi, karena :
a. sepanjang masa anak-anak, masalahnya sebagian besar diselesaikan oleh orang tua, guru dll sehingga mereka tidak berpengalaman
b. remaja merasa dirinya mandiri sehingga ingin mengatasi masalahnya sendiri (menolak bantuan orang tua, walau sebenarnya butuh).
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Bagi remaja penyesuaian diri dengan standar kelompok sangat penting, tapi lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri, tidak puas dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat, dll. Secara keseluruhan apakah ia akan berhasil atau akan gagal. Dalam usaha mencari identitas diri ini, remaja melakukan proses imitasi (meniru) dan identifikasi (dorongan untuk menjadi sama dengan idolanya).
6. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dengan kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya dan sekitarnya sebagaimana yang ia inginkan, bukan sebagaimana adanya, terutama dalam cita-cita, sehingga ia menjadi terlalu idealis dan berlebihan. Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia mudah kecewa. Remaja akan sakit hati dan kecewa bila orang lain mengecewakannya atau bila ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.
7. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Menjelang akhir masa remaja, biasanya mereka mulai berusaha meninggalkan stereotip belasan tahun, dan memberikan kesan bahwa mereka sudah dewasa. Berpakaian seperti orang dewasa, merokok, berperilaku seperti orang dewasa dan seterusnya, mereka menganggap perilaku ini memberikan citra bahwa mereka telah dewasa.


2.4. Keadaan Emosi Masa Remaja
Di masa remaja, terjadi ketegangan emosi yang meninggi sebagai akibat perubahan fisik dan kelenjar, serta perubahan perlakuan sosial terhadap dirinya. Reaksi emosi yang seringkali muncul adalah amarah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, kesal, rasa tertekan, mudah tersinggung dan kasih sayang. Perlakuan sebagai “anak kecil” atau secara “tidak adil” akan membuat remaja sangat marah dibandingkan stimulus yang lain. Remaja mengungkapkan amarahnya dengan menggerutu, tidak mau bicara atau dengan suara keras mengkritik orang yang membuat marah. Remaja mudah iri hati pada orang yang mempunyai benda lebih banyak.
Kematangan emosi dicapai pada masa akhir remaja (18-21 th) ditunjukkan dengan kemampuan mengendalikan emosi. Untuk mencapai kematangan emosi dia harus menggunakan katarsis emosi (misal latihan fisik yang berat, bermain, bekerja, menangis) serta membicarakan masalahnya kepada orang yang ia percaya dan mau menerimanya.


2.5. Perubahan Perilaku Sosial Masa Remaja
Dalam perilaku sosialnya, remaja cenderung melakukan 2 gerak, yaitu :
1. Memisahkan diri dari orang tuanya dengan maksud untuk menemukan dirinya. (proses mencari identitas ego –Erickson).
2. Makin akrab dengan teman-teman sebaya. Remaja memperoleh banyak informasi dan nilai melalui sekolah dan kontak dengan teman-teman sebaya dari keluarga dan lingkungan yang berlainan, dimana mereka menemukan nilai-nilai yang menarik dan ingin memilikinya. Pengaruh teman sebaya ini sangat kuat. Akibatnya, mereka akan mengikatkan diri dengan aturan-aturan kelompok agar dapat diterima. Dalam kelompok ini remaja merasa menemukan dukungan, kebebasan dari aturan yang dibuat orang dewasa, penerimaan dan saling ketergantungan. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, remaja akan mulai mengurangi ketergantungannya dengan kelompoknya dan akan mencari identitas pribadi, serta lebih senang menjalin persahabatan pribadi yang erat dengan sedikit orang.
Perubahan perilaku sosial yang juga menonjol di masa remaja adalah mulai tertariknya remaja untuk menjalin hubungan heteroseksual. Saat remaja mereka lebih tertarik untuk menjalin hubungan persahabatan dengan lawan jenisnya. Ini mencapai puncaknya selama masa sekolah menengah atas.
Remaja sebagai kelompok mempunyai kecenderungan memilih-milih teman baik., berdasarkan minat dan nilai yang sama, dapat mengerti dan membuatnya merasa aman dan kepadanya dapat dipercayakan masalahnya dan membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orang tua atau guru. Bertambah dan berkurangnya prasangka dan diskriminasi selama masa remaja akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sikap dan prilaku teman dekatnya.
Pengelompokan sosial remaja:
1. Teman dekat, remaja memiliki dua atau tiga sahabat karib, mereka sesama seks, mempunyai minat dan kemamuan sama dan saling mempengaruhi satu sama lain, walau kadang bertengkar.
2. Kelompok kecil, terdiri dari kelompok teman dekat, awalnya terdiri dari seks yang sama tapi kemudian meliputi kedua jenis seks.
3. Kelompok besar (klik), terdiri dari beberapa kelompok kecil dan kelompok teman dekat, berkembang dengan meningkatnya minat akan kegiatan bersama (pesta, berkemah, dll).
4. Kelompok yang terorganisasi, dibina oleh orang dewasa dan dibentuk oleh sekolah atau organisasi masyarakat untuk remaja yang tidak mempunyai klik. Banyak remaja yang mengikuti kelompok ini akan merasa diatur dan berkurang minatnya ketika berusia 16 atau 17 tahun.
5. Kelompok Geng, remaja yang tidak masuk klik dan merasa tidak puas dengan kelompok yang terorganisasi mungkin mengikuti kelompok geng. Biasanya terdiri dari anak-anak sejenis dan minat utamanya untuk menghadapi penolakan teman-teman melalui perilaku anti sosial. Pengaruh geng cenderung meningkat selama masa remaja.
6. Pengelompokan sosial remaja laki-laki biasanya lebih besar dan tidak terlampau akrab dibanding dengan remaja perempuan yang lebih kecil dan terumus rapi.
Dalam memilih pemimpin atau panutan, remaja memiliki beberapa kriteria antara lain:
1. Bersemangat/bergairah melakukan sesuatu
2. Berpenampilan rapi dan menarik
3. Cerdas, prestasi akademik baik dan tingkat kematangan emosional di atas rata-rata.
4. Umumnya pemimpin para remaja berasal dari keluarga berstatus sosial ekonomi relatif tinggi
5. Aktif berpartisipasi dalam kehidupan sosial
6. Bertanggung jawab, ekstrovert, kreatif, penyesuaian diri baik, dll.


2.6. Minat Remaja
! Minat Rekreasi Remaja
Selama masa remaja, remaja cenderung menghentikan aktivitas rekreasi yang banyak menuntut pengorbanan tenaga. Karena banyaknya tekanan dari tugas sekolah, tugas rumah, kegiatan ekskul dll, sebagian besar remaja tidak punya banyak waktu lagi untuk rekreasi. Karenanya mereka memilih jenis-jenis kegiatan yang paling mereka kuasai atau paling disukai. Minat rekreasi yang menonjol antara lain :
1. Permainan dan olah raga, permainan dan olah raga yang terorganisasi tidak menarik, remaja lebih menyukai olah raga tontonan, permainan yang menuntut ketrampilan dan intelektual seperti main kartu dll.
2. Bersantai dan ngobrol dengan teman sebaya, sambil ngemil dan bercanda sangat disukai remaja.
3. Bepergian, terutama selama liburan. Mereka ingin pergi jauh dari rumah.
4. Hobi, kebanyakan remaja yang tidak populer lebih menekuni hobinya, ketimbang bentuk rekreasi lain, misal menjahit, memperbaiki radio, sepeda motor dll.
5. Membaca, majalah lebih disukai daripada buku. Pada awal masa remaja komik sangat populer, namun lama-lama komik tidak lagi menarik, digantikan oleh koran.
6. Menonton film merupakan kegiatan klik yang digemari. Remaja perempuan lebih menyukai film yang romantis, sedang remaja laki-laki lebih menyukai film petualangan.
7. Radio dan kaset, terutama musik-musik populer, remaja mendengarkannya sambil belajar atau ketika seorang diri.
8. Televisi, namun semakin bertambah usia, remaja tidak lagi menyukai televisi.
9. Melamun, lamunan remaja yang khas adalah membayangkan diri sebagai pahlawan di antara teman sebaya. Kegiatan ini dilakukan apabila remaja merasa bosan atau kesepian.
Minat Sosial
Minat sosial remaja yang cukup dominan antara lain :
Menolong orang lain yang merasa tidak dimengerti, diperlakukan kurang baik, merasa tertekan dll. Namun minat ini menurun karena remaja menyadari tidak ada yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya dan usaha mereka seringkali tidak dihargai.
Peristiwa dunia, diperoleh melalui pelajaran sekolah dan media massa. Minat ini diungkapkan melalui bacaan, pembicaraan dengan teman, guru dan orang tua.
Kritik dan pembaharuan. Kritik remaja biasanya bersifat merusak, bukan membangun, usul untuk memperbaiki biasanya tidak praktis (cenderung terlalu idealis). Hampir semua remaja, terutama remaja perempuan sangat kritis dan berusaha memperbaiki orang tua, teman sekolah dan masyarakat.
Cur-hat, setiap remaja memperoleh rasa aman bila berada di antara temannya dan membicarakan hal-hal yang menarik atau mengganggunya.
Minuman keras dan obat terlarang, beberapa remaja menggunakannya karena “terpaksa” agar diterima oleh kelompoknya. Ini cenderung dilakukan remaja laki-laki.
Pesta. Remaja perempuan lebih menyukai pesta dibanding remaja laki-laki.
Minat Pribadi
Minat pada diri sendiri, antara lain :
1. Penampilan diri, meliputi pakaian, perhiasan, kerapian, daya tarik, bentuk tubuh. Remaja beranggapan dukungan sosial, popularitas, pemilihan teman hidup dan karier dipengaruhi oleh daya tarik seseorang.
2. Pakaian, pakaian yang dikenakannya dipengaruhi oleh kelompok, sebagian besar remaja berusaha menyesuaikan diri dengan yang dikehendaki kelompoknya.
3. Prestasi (dalam akademis, olah raga, dll). Minat untuk berprestasipun dipengaruhi oleh sikap dan minat kelompoknya.
4. Kemandirian. Minat ini sering menimbulkan perselisihan dengan orang tua.
5. Uang, kebanyakan remaja beranggapan uang adalah kunci kebebasan. Jika uang masih berasal dari orang tua, maka mereka punya alasan untuk mengendalikan perilaku remaja.
Minat Pendidikan
Umumnya remaja suka mengeluh tentang sekolah dan peraturannya, tentang PR, kursus wajib, les tambahan, makanan di kantin, cara pengelolaan sekolah, dll. Mereka bersikap kritis terhadap guru dan cara guru mengajar.
Besarnya minat remaja pada pendidikan dipengaruhi oleh minatnya pada pekerjaan serta pengaruh lingkungan. Ada 3 klasifikasi remaja yang tidak berminat pada pendidikan dan biasanya membenci sekolah, yaitu :
1. Remaja yang orang tuanya memiliki cita-cita tinggi yang tidak realistik terhadap prestasi akademik atau prestasi sosial anaknya dan terus menerus mendesak untuk mencapai hal itu.
2. Remaja yang kurang diterima oleh teman sekelas, tidak mengalami kegembiraan seperti teman-temannya dalam pelbagai kegiatan ekskul.
3. Remaja yang matang lebih awal, fisiknya jauh lebih besar dan penampilannya lebih tua dari teman-temannya.
4. Para remaja dalam kelompok ini menunjukkan ketidaksenangan terhadap pendidikan dengan cara : menjadi orang yang berprestasi rendah, bekerja di bawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran atau pelajaran yang tidak disukai; membolos, berhenti sekolah setelah duduk di kelas terakhir, dll.
! Minat pada Pekerjaan
Remaja yang bersekolah di sekolah menengah atas mulai memikirkan masa depan mereka secara sungguh-sungguh, terutama remaja laki-laki.
Remaja menginginkan pekerjaan yang menarik, bergengsi dan menggairahkan tanpa memperhatikan kemampuan dan kesempatan yang ada.
Minat pada Agama
Kecenderungan yang terjadi saat ini, minat remaja terhadap agama cukup besar, karena mereka menyadari agama berperan penting dalam kehidupan. Namun ada sebagian remaja yang menganggap agama sebagai sumber dari rangsangan emosional dan intelektual, sehingga ingin mempelajarinya berdasarkan pengertian intelektual. Mereka ingin menerima agama sebagai sesuatu yang bermakna berdasarkan keinginan untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka sendiri.
Minat pada Simbol Status
Selama massa remaja simbol status berfungsi untuk :
menunjukkan ia memiliki status sosial ekonomi lebih tinggi dibanding yang lain dalam kelompok
menunjukkan ia mampu mencapai prestasi yang tinggi
menunjukka bahwa ia diterima dalam kelompok karena penampilan atau perbuatannya
menunjukkan bahwa ia mempunyai status hampir dewasa dalam masyarakat.
! Minat dan Perilaku Seks
Di masa remaja terjadi perubahan perilaku dan sikap seksual yang menonjol. Jika pada masa anak-anak mereka lebih suka bermain dan bergaul dengan teman sejenis, maka pada masa remaja ketertarikan terhadap lawan jenisnya sangat besar. Kegiatan yang melibatkan laki-laki dan perempuan sangat sering mereka lakukan. Terjadi pula perubahan perilaku seksual remaja saat ini dibanding remaja masa sebelumnya. Apa yang sebelumnya dianggap tabu oleh remaja zaman dulu, kini mulai dianggap wajar bahkan seharusnya oleh remaja saat ini. Hal ini seringkali mereka lakukan untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka terhadap lawan jenis atau karena ingin diterima oleh kelompoknya.
Pendidikan seksual yang benar di masa ini menjadi sangat penting agar mereka memperoleh penerangan dan pemahaman yang benar tentang seks dan peran pria dan wanita dalam keluarga dan masyarakat.


2.7. Klasifikasi Tipe Remaja
Klasifikasi remaja berdasarkan akhlaqnya :
Remaja berakhlaq Islami, mereka rajin beribadah, hanif dan relatif cepat menerima dakwah
Remaja berakhlaq asasi, mereka tidak taat beragama, tapi tidak mau terang-terangan dalam berbuat maksiat karena masih menghormati harga dirinya.
Remaja berakhlaq jahiliyah, mereka tidak perduli terhadap harga dirinya dan agamanya, cenderung seenaknya.
Orang tipe pertama dinomorsatukan dalam pendekatan dakwah, karena mereka relatif mudah menerima dakwah, kemudian baru tipe nomor 2, untuk tipe nomor 3 relatif susah sehingga butuh waktu dan kesabaran untuk mendekatinya. Namun, logika ini bisa saja jadi terbalik dengan izin Allah.
Klasifikasi remaja berdasarkan aktivitas :
Aktivis lembaga agama (ROHIS, IRM, dll)
Aktivis lembaga umum (OSIS, PRAMUKA, PMR, dll)
Siswa non aktivis (tidak terlibat dalam kegiatan apapun, baik di dalam maupun di luar
sekolah)
Remaja aktivis lembaga agama mesti diprioritaskan, karena selain ketertarikan mereka terhadap Islam cukup besar, semangat mereka untuk berdakwah juga sudah mulai muncul.
Klasifikasi remaja berdasarkan penerimaan sosial terhadap dirinya :
a) Remaja yang diterima lingkungan sosialnya, misal remaja berprestasi, karena status sosial ekonomi, aktivis lembaga di sekolah
b) Remaja yang ditolak lingkungan sosialnya, karena perilaku anti sosial, rendah prestasinya, dll.
Remaja tipe pertama cenderung ekstrovert dan bersikap terbuka terhadap stimulus dari luar dirinya, sehingga lebih mudah didekati, sementara tipe kedua cenderung membangun jarak sosial sehingga susah didekati.


2.8. Beberapa Catatan
Kondisi-kondisi yang mempengaruhi konsep diri remaja
1. Usia kematangan. Remaja yang matang lebih awal dan diperlakukan seperti orang dewasa mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga mampu menyesuaikan diri dengan baik, sementara remaja yang matang terlambat, diperlakukan seperti anak-anak, merasa salah dimengerti dan bernasib kurang baik cenderung kurang dapat menyesuaikan diri.
2. Penampilan diri yang berbeda dengan kelompok sebaya membuat remaja rendah diri meski perbedaan itu menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik merupakan hal yang memalukan dan menimbulkan rasa rendah diri, sebaliknya daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang meyenangkan dan menambah dukungan sosial.
3. Remaja peka dan merasa malu bila teman sekelompoknya menilai namanya buruk atau bila mereka memberi julukan yang bernada cemoohan.
4. Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seseorang dan akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.
5. Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dengan 2 cara :
Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya Ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri kepribadian yang diakui oleh kelompoknya.
6. Remaja yang semasa anak-anak didorong agar kreatif akan berpengaruh positif pada konsep dirinya, sebaliknya jika tidak ia akan kurang memiliki perasaan identitas dan individualitas.
7. Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik dan ia gagal, ini akan menimbulkan perasan tidak mampu dan reaksi-reaksi bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Remaja yang realistik dengan kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan dalam hidup, sehingga menimbulkan rasa percaya diri dan kepuasan diri yang besar.
Ketika remaja mengalami kegagalan dalam penyesuaian diri (secara fisik, moral dan sosial), secara umum gejala ini dapat diketahui dari :
1. Remaja tidak bertanggung jawab, dilihat dari perilakunya (misal mengabaikan pelajaran, hura-hura, dll)
2. Agresif dan sangat yakin pada diri sendiri
3. Perasaan tidak aman, menyebabkan remaja patuh pada aturan-aturan kelompok
4. Ingin menjauhkan diri dari lingkungan yang dikenal
5. Mudah menyerah (putus asa)
6. Terlalu banyak berkhayal untuk mengimbangi ketidakpuasan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari
7. Mundur ke tingkat perilaku yang sebelumnya agar disenangi dan diperhatikan
8. Menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan memindahkan.


2.9. Tinjauan Psikologis dalam Metode Tarbiyah
Dengan karakterisitik dan tinjauan psikologis objek tarbiyah dakwah sekolah tersebut, beberapa metode tarbiyah yang dapat digunakan antara lain :
Metode dakwah fardhiyyah sangat sentral untuk membangun hubungan dan kedekatan dengan objek tarbiyah dakwah sekolah. Karena kondisi fisik, mental dan sosialnya yang masih labil, mereka sangat membutuhkan teman untuk sharing, teman yang mau mengerti dan menerimanya. Mereka akan menjauh ketika merasa didikte, diatur dan didominasi, namun juga akan kecewa ketika dijauhi, tidak diacuhkan dan dinomorduakan
Remaja sangat dipengaruhi oleh teman dan kliknya, sehingga jalinlah hubungan baik dengan orang kunci dalam kelompok mereka, nantinya ia akan mengajak teman-temannya untuk ikut serta.
Remaja dalam masa pencarian identitas sangat memerlukan sosok idola, mereka akan melakukan imitasi dan identifikasi terhadap sosok itu. Karenanya jika mungkin jadilah panutan bagi mereka, jika tidak berikan mereka arahan untuk mencari idola yang tepat.
Buatlah kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan minat remaja, di bidang rekreasi, sosial, agama.
Remaja cenderung meletakkan harapannya setinggi langit, dia akan kecewa ketika apa yang diharapkannya tidak ia dapatkan, bantu mereka untuk melewati masa ini, buatlah mereka lebih realistis memandang hidup. Usahakan jangan membuat mereka kecewa, sekali remaja kecewa, susah untuk diperbaiki.
Tujuan umum tarbiyah adalah membuat seorang berkembang dan tumbuh menjadi lebih baik sesuai dengan potensi dan kepribadiannya dalam bingkai Islam, jangan pernah berangan-angan menjadikan mereka “Super hero” apalagi mengharapkan mereka jadi identik dengan kita.
Secara garis besar, ada dua pola pendekatan kepada remaja, yaitu :
a) Pendekatan potensi, yaitu pendekatan remaja dengan mengedepankan penggalian dan pengembangan potensi remaja agar potensi mereka dapat digali, ditemukan dan dikembangkan. Misal : klub-klub olahraga, kelompok ilmiah remaja, berbagai ekstra kurikuler di sekolah, dsb.
b) Pendekatan problem, yaitu pendekatan kepada remaja dengan mengedepankan penyelesaian problem remaja. Misal : lembaga konsultasi problem remaja, dll.
Pembinaan dengan pendekatan potensi saja memiliki keunggulan dari sisi produk yang mempunyai keunggulan dalam bidang tertentu sesuai potensi yang dikembangkan (remaja berpotensi). Kelemahannya ketika permasalahan-permasalahan yang dimiliki remaja tidak terungkap dan terselesaikan sehingga dapat menjadi bom waktu yang menghambat perkembangan potensinya lebih lanjut.
Pembinaan dengan pendekatan problem saja memiliki keunggulan di sisi jangkauan obyek yang lebih luas (mampu menjangkau remaja bermasalah) dan kemampuan men-therapi permasalahan-permasalahan remaja. Kelemahannya ketika remaja yang dibina dianggap telah terselesaikan masalahnya, tidak dibina lagi, sehingga potensi-potensinya tidak berkembang, remaja tersebut berhenti pada status “anak baik”, tidak sampai “anak berprestasi”.
Tarbiyah untuk remaja/pelajar harus menggabungkan dua pola pendekatan tersebut secara proporsional sesuai kondisi obyeknya.

Sebarkan Islam Dengan Senyum dan Kasih Sayang

Da’wah ilallah

adalah aktivitas terpenting dalam amal Islam

Ia meliputi ta’rif (penyebaran ide Islam),

diikuti takwin (pembentukan kerja yang terorganisir)

dan tarbiyah (pelatihan moral, spiritual dan fisik individu dan kelompok)


Kita mengenal dua macam da’wah yaitu da’wah umum yang dilakukan dalam bentuk penyebaran Islam melalui buku, majalah, publikasi, dll. Selain itu ada yang disebut da’wah fardiyah (da’wah individual) yang tidak kalah pentingnya dibanding da’wah umum dan yang akan kita bahas lebih lanjut.

Kajian kita tentang hal ini meliputi dua aspek yaitu metode dan progresifitas da’wah fardiyah serta keuntungan da’wah fardiyah dan kualitas da’i yang melakukannya.

Metode dan langkah
Sebelum melakukan da’wah fardiyah, hal yang harus kita perhatikan terlebih dahulu, sebagai bekalan kita adalah :

  1. Memahami realitas umat Islam yang akan menerima da’wah kita (dalam hal ini sasaran da’wah kita adalah kaum muslimin) sehingga kita dapat mengubah realitas kehidupan mereka, dari keterbatasan pemahaman, kelemahan komitmen atau pandangan yang ekstrim menjadi pemahaman Islam yang sempurna, murni dan kuat.
  2. Menerangkan kesempurnaan Islam kepada objek da’wah dengan baik dan memuaskan. Dengan mempelajari dan menganalisa kondisi lingkungan tempat kita berda’wah, kita akan menemukan celah yang kita gunakan untuk mengobati kelemahan iman di hati manusia, menambah pemahaman mereka atas realitas dien ini serta dapat mensikapi kejahiliyaan budaya dan serangan pemikiran yang merupakan penyakit yang tumbuh di hati umat Islam yang jelas-jelas mempermudah musuh Allah untuk memanipulasi kebenaran dienullah atas umat Islam.
  3. Dalam berda’wah kita mungkin akan menemukan realitas umat yang jauh dari pemahaman Islam yang murni, lemahnya aktivitas atau produktifitas kerja dari mereka yang hatinya berpenyakit. Namun, di balik itu, kita juga mungkin mendapatkan kondisi dimana objek da’wah yang kita seru sebelumnya memiliki pemahaman yang benar, aktivitas dan kerja yang produktif, sehingga kita dapat melakukan peningkatan jiwa kepada tingkatan yang sholih

Da’wah yang dilakukan haruslah memperhatikan prioritas yang penting dan essensial untuk menghindari penyeru dan yang diseru terjebak pada keputuasaan dan penolakan. Da’wah fardiyah hendaknya dimulai dari orang yang berada dalam kondisi yang baik dan mudah menerima nilai-nilai Islam untuk menghemat waktu dan usaha.

Pendahuluan

Seorang da’i diumpamakan sebagai orang yang sedang membangunkan orang lain yang sedang tidur dan dikelilingi oleh api yang mencoba membakar dirinya. Untuk dapat memperingatkan mereka terlebih dahulu kita harus membangunkannya. Adakalanya orang yang tidur meminta untuk tidak diganggu dan meneruskan tidurnya. Karena itu seorang da’i harus bersabar dalam jalan da’wah dan juga bersabar atas perlakuan orang yang diserunya. Imam Hasan al-Banna berkata : “Jadilah kalian seperti pohon di antara manusia. Mereka melemparinya dengan batu, tetapi ia membalasnya dengan buah.”

Langkah Pertama

Membangun persahabatan dengan penerima da’wah dan membuatnya merasakan ketulusan perhatian kita kepadanya. Kita berinteraksi tanpa menyinggung isu da’wah sampai hati mereka siap menerimanya. Penerimaan mereka akan sebanding dengan perhatian dan emosi yang kita curahkan kepadanya. Pembicaraan dengan mereka mengenai da’wah akan membuat mereka berpaling. Langkah pertama ini membutuhkan waktu yang lama, mungkin beberapa pekan.

Langkah Kedua

Berusaha membangkitkan ketenangan iman di hati penerima da’wah. Pembicaraan tidak harus mengenai keimanan secara langsung, tetapi pembicaraan yang alami seolah tanpa sengaja. Kita dapat memanfaatkan moment ketika melihat burung, tanaman, serangga atau ciptaan Allah lainnya untuk membicarakan kekuasan-Nya, kebesaran-Nya dan kehendak-Nya. Dengan berdialog dan berkontemplasi atas ciptaan Allah, hati mereka akan berbunga dengan pengagungan dan teringat akan Allah sebagaimana dalam Qur’an

“Dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ya tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka”.

Dalam tahap ini diharapkan memahami tujuan Allah menciptakan manusia dan Allah tidak menciptakan kita dengan sia-sia. Penting juga untuk menjelaskan permasalahan ni’mat yang Allah anugerahkan kepada manusia semenjak ditiupkan-Nya kehidupan.

Pada batasan ini dialog harus berlanjut tentang topik keimanan. Ketika iman muncul, ia akan mengevaluasi kehidupannya dan akan merasa bahwa jika ia terus berada dalam kelalaian, kecenderungan terhadap dosa dan ketidakpatuhan kepada Allah, maka ia akan menghadapi hukuman keras dari Allah pada hari kiamat. Jika sudah sampai pada tahap ini, mengarahkannya pada kewajiban Islam akan lebih mudah.

Langkah Ketiga

Langkah ini berhubungan dengan bagaimana menolong penerima da’wah untuk menyadari kondisi dirinya dengan belajar mengenai ketaatan kepada Allah, kewajiban beribadah, praktek ajaran Islam, menjauhi dosa dan berakhlaq Islami. Akan lebih baik memberinya bacaan ringan seputar aqidah, ibadah dan akhlaq dan menghadiri majelis ilmu dimana ia bertemu dengan orang sholih dan menjauhi orang jahil.

Ia tidak boleh ditinggalkan terlalu lama tanpa follow up. Melakukan follow up akan membantunya untuk tetap di jalan yang lurus, dan melindunginya dari penyebab berkurangnya komitmen, kemalasan, dan sikap berlebihan. Tahapan ini mungkin berlangsung beberapa pekan atau bulan sampai terbentuk pribadi Islami yang solid dan sulit digoyahkan. Kita dapat memulai langkah keempat jika kriteria tadi sudah dipenuhi dan terdapat hubungan yang kuat antara kita dengannya serta adanya kemauan untuk berdialog lebih lanjut dan benih komitmen kepada da’wah.

Langkah Keempat
Meliputi penjelasan lengkap mengenai ibadah. Ibadah yang tidak hanya terbatas pada ibadah ritual melainkan ibadah itu meliputi seluruh aspek kehidupan. Semua aspek tersebut dapat disebut ibadah manakala dua kondisi terpenuhi yaitu niat ikhlas dan sesuai dengan perintah perintah Allah dan ajaran Islam. Misalnya kita berolah raga untuk memperkuat tubuh supaya sanggup melaksanakan tugas da’wah dan jihad di jalan Allah, tidak memakan makanan yang haram meskipun dengan tujuan membangun tenaga untuk mentaati Allah. Pada tingkatan ini aktivitas pribadi mad’u harus sejalan dengan perintah Allah. Lebih jauh lagi, ia harus memahami sifat dasar ibadah yang komprehansif.

Langkah Kelima
Menjelaskan kepada penerima da’wah bahwa Islam tidak terbatas pada komitmen individual kepada Allah, di mana seorang muslim melaksanakan kewajiban ibadah, bertingkah laku baik dan menjaga diri dari menyakiti orang lain. Tetapi Islam adalah sistem hidup kolektif yang mengatur seluruh aspek hidup mulai dari perundangan sampai politik dan jihad. Kita berkewajiban untuk menegakkan masyarakat yang berdasarkan prinsip politik, ekonomi, sosial dan perundangan yang Islami. Sampai tidak ada lagi fitnah dan seluruh agama hanyalah milik Allah semata.

Sehubungan dengan ini dialog harus dilanjutkan sampai penerima da’wah mempunyai perasaan ikut bertanggungjawab terhadap Islam dan ummatnya yang bersemayam di dalam pikirannya dan diwujudkan dalam aktivitasnya. Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang tidak peduli akan urusan kaum muslimin, maka ia tidak termasuk golongan mereka”.

Selanjutnya kita harus menjelaskan tentang masalah kontemporer dan penderitan yang dihadapi ummat seperti perpecahan, perusakan masjid, perkosaan, penyitaan tanah umat dan pembentukan generasi yang dijauhkan dari Islam yang mengharuskan kita untuk bekerja dengan serius untuk menegakkan khilafah setelah musuh-musuh allah menghapuskannya demi melindungi ummat dari makar-makar mereka. Kita juga harus menjelaskan bahwa menegakkan khilafah bukan tugas pemimpin ummat atau ulama’ saja. Bahkan seorang muslim akan berdosa jika ia tidak berusaha menegakkan khilafah. Dialog terus berlanjut sampai penerima da’wah berfikir serius dan praktis tentang penegakan khilafah.

Langkah Keenam

Menjelaskan bahwa penegakan khilafah (Islam) tak dapat dilakukan secara individual. Ia harus dilakukan bersama jama’ah yang mengkoordinasikan usaha individu untuk mencapai hasil yang besar. Hukum fiqih menyebutkan bahwa sesuatu kewajiban yang tidak sempurna karena satu hal, maka hal itu menjadi wajib.

Penegakan khilafah tak dapat dilaksanakan kecuali dengan berjama’ah, maka berjama’ah menjadi wajib hukumnya. Langkah ini sangat penting karena banyak muslim tidak melihat pentingnya mendirikan jama’ah atau bekerja bersama jama’ah. Menjelaskan besarnya tanggung jawab yang tak dapat dipenuhi kecuali dengan berjama’ah adalah sangat penting untuk menyakinkan penerima da’wah akan pentingnya mendirikan jama’ah, apapun resikonya. Lebih jauh lagi, penjelasan mengenai keuntungan berjamaah juga akan membantu.

Langkah Ketujuh

Langkah ini adalah meliputi pertanyaan :” dengan jama’ah/organisasi/lembaga mana seorang muslim harus melibatkan diri?” Tahapan ini penting dan kritis serta membutuhkan kebijaksanaan dan kekuatan dalam argumen dan penjelasannya.

Ada banyak jama’ah yang aktif dalam arena pergerakan Islam yang membawa panji Islam dan menyeru para pemuda untuk bergabung. Ia harus cocok dengan jalan yang ditempuh dan tidak boleh tergesa-gesa dalam memilih jama’ah. Kita harus mengetahui bahwa penegakan khilafah harus sesuai dengan jalan yang di tempuh Rasulullah saw. Beliau menegakkan pemerintahan Islam yang pertama dengan berlandaskan Aqidah yang murni. Dengan hal inilah mereka mengabdikan segenap waktu, usaha, dan napas mereka dalam menyebarkan Islam dan menghadapi segala bentuk penderitaan. Setelah itu Rasulullah mempersaudarakan mereka, mengorganisir mereka, dan mengambil sumpah dan bai’at mereka untuk senantiasa melindungi dien ini dengan seluruh milik mereka sampai tercapai kemenangan dengan rahmat Allah.

Tetapi sebelum pembentukan basis massa, ketika pendukung da’wah masih sedikit, Rasululah saw selalu menasehati pendukungnya untuk bersabar terhadap penderitaan dan tetap bertahan dalam kebenaran yang mereka yakini. Rasulullah saw tidak menyuruh mereka menghadapi kadzaliman dengan kekuatan. Jama’ah yang mengikuti jalan Rasulullah yang paling layak diikuti.

Jama’ah yang tidak menekankan aspek terbiyah dan persiapan yang berdasarkan persatuan, keyakinan dan kekuatan, maka kerja yang dilakukannya akan sia-sia, bahkan merintangi amal islami. Karenanya pembentukan struktur pemerintahan Islami harus dimulai dari dasar bukan dari atas, juga bersifat internasional karena musuh Islam juga bersifat internasional.

Kita harus memahami bahwa yang baik adalah yang mengambil Islam secara keseluruhan sebagai aqidah, ibadah, akhlaq, syariah, pemerintahan, jihad dan seluruh aspek kehidupan. Jama’ah tidak boleh hanya menekankan pada satu aspek dan mengabaikan aspek yang lain dengan alasan apapun. Jama’ah juga harus mempunyai basis horizontal diseluruh dunia untuk memfasilitasi pembentukan pemerintahan Islam internasional yang tidak dibatasi negara dan geografis. Jama’ah yang berpengalaman juga menghindari ekstrimisme, perpecahan dan kecerobohan serta selalu berada dalam jalur yang dirintis Rasulullah saw dan salafuna sholih.

Jama’ah harus bersatu dan terorganisir serta seluruh aktivitasnya terencana, bukan merupakan spontanitas dan kerja serampangan. Seseorang juga tidak seharusnya meninggalkan jama’ah yang telah teruji tadi, kecuali ia menemukan adanya kefasikan dan penyimpangan Islam didalamnya.

Nahwa Jil Muslim Ad Da’wah Ilallah Da’wah Fardiyah –tjm- 7 Tahapan Da’wah Fardiyah,

Syaikh Musthafa Masyhur

Panduan Kegiatan Mentoring

Pengantar

Dari Dustur Ilahi
“Kami ceritakan kisah kepadamu dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, maka kami tambahkan kepada mereka petunjuk. Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri dan berkata ‘Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru ilah selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran”.

(Al Kahfi :13-15)

Kita menyadari sepenuhnya bahwa satu-satunya sumber kekuatan adalah Allah Rabbul Jalil, yang tiada daya dan upaya kecuali atas ijin-Nya. Adapun jama’ah dakwah adalah lembaga ibadah untuk mendekatkan diri pada sumber kekuatan itu. Dengan demikian, jama’ah akan berfungsi sebagai media yang menampung kekuatan Ilahi (markazul quwwah). Di atas kekuatan jama’ah inilah tanggung jawab menegakkan masyarakat Islam dibebankan sesuai dengan minhaj asasi kita, Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah.

Kekuatan utama gerakan dakwah adalah para ikhwah yang memiliki komitmen terhadap ‘amal jama’i. Mereka adalah basis operasional (qaidah harakiyyah) seluruh aktivitas gerakan. Tetapi kekuatan itu tidak ada artinya tanpa dukungan masyarakat. Umat Islam adalah power base (pangkalan kekuatan) bagi harakah Islamiyah. Tanpa landasan ini maka kekuatan dakwah menjadi kurang efektif.

Di dalam masyarakat kita, pemuda dan pemudi Islam merupakan unsur perubah (anashirut-taghyiir) yang utama. Mereka memiliki potensi yang besar untuk membuat perubahan sosial yang dikehendaki gerakan dakwah. Kelompok masyarakat kampus, sekolah dan pesantren (jihaz thullabi) di waktu mendatang akan berada pada pos-pos strategis yang dibutuhkan untuk menegakkan masyarakat dan khilafah Islamiyah.

Da’wah Islamiyah merupakan da’wah syamilah yang meliputi seluruh aktifitas kehidupan masyarakat yang beraneka ragam. Untuk itu diperlukan berbagai potensi masyarakat Islam yang syumul, meliputi bidang-bidang kehidupan yang menyeluruh. Dalam hal ini penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan langkah strategis yang sama sekali tidak boleh diabaikan. Ia merupakan salah satu kekuatan dari dua kekuatan yang dikaruaniakan Allah SWT, yakni Al Quwwah Al Kauniyah disamping Al Quwwah Al Qauliyah.

Pelajar sebagai salah satu elemen komunitas pemuda mempunyai berbagai karakteristik yang menonjol. Sifat-sifat itu antara lain dinamis, kreatif, agresif, spontan, heroik, enerjik, militan, rasa ingin tahu, mudah meniru, tingkat emosi yang labil dan umumnya belum memiliki kematangan jiwa yang mantap.

Segala kelebihan dan kekurangan yang melekat pada pelajar tersebut merupakan potensi bagi gerakan dakwah untuk merekrut para pelajar bergabung dalam proyek besar penegakan nilai-nilai Islamiyah.

Para pelajar tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, sebagai institusi pendidikan formal. Bila dicermati kondisi sekolah (sebagai sebuah lembaga) juga memiliki berbagai potensi bagi dakwah antara lain :
  1. Persebaran sekolah yang merata ke seluruh wilayah. Untuk tingkat Sekolah Menengah Atas, hampir tiap kecamatan terdapat satu SMU Negeri.
  2. Jumlah pelajar yang relatif banyak dan mengalami penambahan tiap tahun.
  3. Intensitas interaksi antar siswa yang sangat tinggi, selama enam jam sehari dan enam hari dalam sepekan.
  4. Suasana sekolah yang relatif kondusif bagi penyebaran dan pengembangan dakwah. Misalnya : suasana siswa di sekolah yang seragam (usia, tingkat kecerdasan, pakaian, jam belajar, beban akademis, tugas-tugas, dst)

Untuk mengoptimalkan pembinaan pelajar Kami persembahkan kepada Ikhwah sekalian Risalah Tarbiyah da’wah sekolah

Tentu saja dalam penyusunan yang pertama ini akan dijumpai banyak kelemahan dan kekurangan

oleh karenanya kami meminta kritikan dan saran yang membangun tentunya

Akhirnya, Hasbunallah wa ni’mal wakiil ni’mal maula wa ni’mal nashiir

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam Ukhuwah Selalu

Tim Penyusun Panduan Kegiatan Mentoring

Kelompok Kajian Islam Al Uswah

Narasi Fildok


Taman Suropati Chamber

          Jakarta, pertama kali mendengar kata tersebut terlintas dipikiran kita kota dengan gedung-gedung tinggi. Keadaanya sungguh sibuk, kemacetan dan segala hiruk-pikuknya membuat kota kecil ini disebut kota metropolitan.
          Pembangunan kota yang cepat dan pesat membuat pemda DKI Jakarta membangun taman-taman kota sebagai daerah hijau, sumber resapan wilayah Jakarta. Salah satu taman tersebut adalah taman suropati yang terletak di jalan untung suropati menteng Jakarta pusat. Disekitar taman ini tersapat bangunan-bangunan penting dan bersejarah, disebelah selatan taman terdapat patung pangeran diponegoro dan gedung Bapenas, dan juga tedapat gereja paulus “ayam” disebelah barat daya taman .
          Selain digunakan sebagai daerah hijau dan sumber resapan. Taman suropati juga dimanfaatkan sebagai tempat perkumpulan seni. Salah satu seni tersebut adalah seni music biola yang tergabung dalam Taman Suropati Chamber.
          Komunitas Taman Suropati Chamber atau biasa disebut TSC ialah salah satu komunitas musik yang ada di Jakarta. Komunitas ini merupakan komunitas musik pertama yang memanfaatkan taman sebagai tempat pertemuannya.
          Komunitas TSC didirikan oleh Ages Dwiharso. Diawali pada tahun 2006, saat ia menghadiri workshop keroncong di Den Haag. Di sana ia melihat beberapa musisi memainkan musik di taman kota dan tiba-tiba terbesit di pikirannya untuk melakukan hal yang sama di Indonesia. Ide ini kemudian dikembangkan oleh ketiga temannya sesama pemain alat musik gesek yang akhirnya membentuk sebuah komunitas musik.